STUDIUM GENERAL JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

Pada tanggal 09 Oktober 2017, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab kembali menyelenggarakan kegiatan Studium General. Kegiatan kali ini mengusung tema : “Pengembangan Budaya Berbahasa Aktif dalam Kegiatan Penyelenggaraan Akademik untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa Bertutur Bahasa Arab”. dengan Narasumber Dr. H. Arwani Syaerozi dan acara dibuka oleh Dekan FITK Bapak Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag.

Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Bahasa Arab tidak hanya digunakan di negara-negara Arab saja. Bahasa Arab nyaris digunakan di seluruh negara. Dimana ada Muslim maka bahasa Arab hidup di sana. Misalnya, di Indonesia. Bahasa Arab terbilang populer. Bahkan, tidak sedikit kosakata bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Arab, seperti musyawarah, barokah, majelis dan masih banyak lagi.

Lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab pun menjamur di negeri ini. Mulai pesantren, madrasah hingga perguruan tinggi. Tidak heran banyak santri dan pelajar yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di berbagai negara Timur Tengah dan negara-negara yang menjadikan bahasa Arab bahasa pemersatu bangsa.

Dr. H. Arwani Syaerozi, MA selaku narasumber mengatakan memiliki pengalaman kuliah di Yaman pada tingkat S1. Keberangkatan beliau ke Yaman karena ada Rektor Universitas Al-Ahqaf yang keliling ke Indonesia untuk mencari mahasiswa Indonesia untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi itu. Namun, ada proses yang harus dilalui untuk dapat diterima di universitas itu. Dan beliau termasuk yang diterima untuk ikut serta Rektor Universitas Al-Ahqaf ke Yaman setelah dinyatakan cukup mumpuni memahami bahasa Arab meskipun masih terbilang pasif bukan aktif.

Setibanya beliau di Yaman pada bulan September dan mulai kuliah beliau mendapat kesulitan dalam berbahasa aktif. Maka, bersama teman beliau yang memiliki kesulitan yang sama selalu berlatih bermusawarah dalam bahasa Arab selama perjalanan ke kampus dan pulang kampus.

Harus disadari, bahwa Bahasa Arab itu latihan dan keberanian. Muhawarah melatih keberanian berbicara bahasa Arab. Problem umum yang dialami mayoritas mahasiswa Indonesia adalah mereka tidak menguasai bahasa Arab secara aktif. Kendala ini harus dituntaskan dengan keberanian bebicara dan berlatih berbicara.

Sebab, berbahasa itu sejatinya berlatih dan praktik. Ketika kita berbicara jangan terlalu pedulikan kaidah-kaidah bahasa Arab. Karena itu akan menghambat bicara kita. Bicara saja. Waktu yang akan membetulkan kesalahan-kesalahan kita dalam bebicara bahasa Arab.

Berbeda dengan mahasiswa non Arab dari negara Asia Tengah, Afrika dan negara pecahan Uni Soviet. Mereka berani dalam berbicara. Meski itu salah. Namun waktu akan memoles pembicaraan mereka. Ini yang perlu diteladani oleh kita dari mereka. Berbicara tidak harus menunggu rapi dan betul. Karena kerapian dan betulnya dalam berbicara butuh latihan dan praktik. Tidak instan.

Tradisi akademik seperti tugas akhir juga memberikan kontribusi positif dalam kemahiran berbahasa Arab. Maka menurut beliau beruntunglah jika kalian memiliki tugas akhir wajib berbahasa Arab. Itu harus dioptimalkan. Jangan sekedar lepas dari tanggung jawab saja. Atau, asal buat dan memenuhi dengan mengenyampingkan kualitas. Pengalaman saya S1 di Yaman, S2 di Tunisia, dan S3 di Maroko ikut memupuk kemahiran berbahasa baik secara tulis maupun lisan. Terlebih pengalaman belajar di negara-negara yang menggunakan bahasa Arab. Ini menjadi nilai plus dan sangat membantu.

Jangan khawatir, teruslah tingkatkan kemampuan berbahasa Arab. Tidak sedikit beasiswa datang dari negara-negara Arab. Bahkan dengan beasiswa full. Seperti Qatar, Uni Emirat Arab dan lainnya. Mereka memberikan beasiswa yang sangat besar. Jika bawa keluarga sekalipun keluarga juga akan dapat tunjangan, bukan hanya yang kuliah saja.

Lalu bagaimana kita yang kuliah di negara yang berjauhan dengan negara Arab. Sering-seringlah dengan radio dan tayangan berita di televisi dari negara-negara Arab. Itu sangat membantu sekali. Tidak perlu waktu berjam-jam. Cukup 15 menit saja perhari. Bisa jadi awalnya terasa asing. Bahwa perlu berkali-kali mendengarnya untuk paham. Namun, insya Allah dalam waktu enam bulan akan akrab dengan pembicaraan orang-orang Arab dalam berbahasa Arab.

Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para peserta dan pembaca informasi ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top